Plato merupakan murid Socrates (salah satu figur paling
penting dalam tradisi filosofis Barat, dan merupakan generasi pertama dari tiga
ahli filsafat besar dari Yunani, juga dikenal sebagai bapak dan sumber etika
atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum)
Dan juga adalah guru dari Aristoteles
(seorang filsufYunani
yg dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh
di pemikiran Barat bersama dengan Socrates dan Plato)
Sebagai seorang filsuf, Plato membuat karya-karya berbentuk
dialog berdasarkan pemikiran-pemikirannya.
Hingga pada masa akhirnya, Plato berencana membuat karya
trilogi:
Atlantis atau Atlantik (dalam bahasa Yunani yg berarti
"pulau Atlas")
adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut
oleh Plato dalam buku Timaeus dan Kritias.
Selain Timaeus dan Critias, tidak terdapat catatan kuno mengenai Atlantis,
yang berarti setiap catatan mengenai Atlantis lainnya didasarkan pada catatan
Plato
Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar
"di seberang pilar-pilar
Herkules", dan memiliki angkatan laut yang menaklukkan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon,
atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra
"hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian
Atlantis seperti kejadian lain yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan
bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM. (red:
perang Troya akan diceritakan di blog2 berikutnya)
Yg artinya menurut sebagian para ahli Atlantis hanyalah
sebuah cerita atau karya fiksi yg dibuat oleh Plato.
Walaupun msh bnyk perdebatan dan penelitian soal ini,
karena selama Atlantis belum benar2 ditemukan, tidak akan ada yg tau
kebenarannya.
Dan karya dari Plato ini banyak menginspirasi cerita-cerita
bagi filsuf maupun penulis zaman modern yg memengaruhi literatur modern, dari fiksi
ilmiah hingga buku
komik dan film.
Bahkan kata “Atlantis” sendiri telah menjadi sebuah pameo
(peribahasa) untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).
Banyak filsuf kuno menganggap Atlantis sebagai kisah fiksi,
termasuk (menurut Strabo)
Aristoteles.
Namun, terdapat filsuf, ahli geografi dan sejarawan yang percaya akan
keberadaan Atlantis.[5]
Filsuf Crantor,
murid dari murid Plato, Xenocrates, mencoba menemukan bukti keberadaan Atlantis.
Karyanya, komentar mengenai Timaeus, hilang, tetapi sejarawan kuno
lainnya, Proclus,
melaporkan bahwa Crantor berkelana ke Mesir dan menemukan kolom dengan sejarah
Atlantis tertulis dalam huruf heroglif.[6] Walaupun
Plato tidak pernah menyebutkan kolom tersebut.
Walau ada cerita benua atau pulau lain yg hilang seperti Mu dan Lemuria, namun bisa
dibilang cerita tentang Atlantis adalah yg paling populer diantara semuanya.
Dua dialog Plato, Timaios dan Kritias, ditulis
pada tahun 360 SM, yang berisi referensi pertama keberadaan Atlantis sebagai berikut :
“Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang
sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan
pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu
adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang
besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa
bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar
laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam”
-Kritias adalah dialog
karya Plato berisi cerita mengenai kerajaan kuat Atlantis dan usahanya untuk menaklukkan Athena, yang mana gagal. Kritias
adalah dialog kedua dari trilogi dialog, didahului oleh Timaios dan diteruskan oleh Hermokrates,[1] meskipun Hermokrates tidak pernah
ditulis karena Plato tidak pernah menyelesaikan Kritias untuk alasan yg tidak
pernah diketahui.
Isi kritias:
Menurut
Kritias, di masa lalu bumi dibagi-bagi antara para dewa. Para dewa memperlakukan manusia
seperti pengembala mengembalakan domba, merawat, dan membimbingnya. Mereka
melakukannya bukan dengan kekerasan melainkan dengan bujukan. Pada saat itu, di
daerah yang menjadi kepulauan dari Yunani merupakan dataran tinggi yang
diselimuti tanah yang subur dan baik.
Namun sejumlah
bencana datang dan mengakibatkan tanah tersebut rusak dan pulau menjadi mati. Kemudian
Athena menjadi sangat berbeda. Tanah yang kaya dan subur kemudian menjadi
hancur karena gempa bumi. Plato
menggambarkan kehidupan di Athena sangat
ideal, penuh kebijaksanaan, hidup dalam kelayakan, dan pekerjaan yang baik
pula.
Kemudian Plato
meneruskan ceritanya ke asal muasal Atlantis yang konon dewa Helenik
membagi wilayah untuk setiap dewa; Poseidon
mewarisi wilayah pulau Atlantis. Poseidon
jatuh cinta dengan anak perempuan bernama Cleito (anak dari Evenor dan Leucippe, keturunan dari raja
yang menguasai pulau legendaris Atlantis.) dan melahirkan banyak anak. Anak
pertamanya bernama Atlas dan menjadi raja pulau Atlantis dan samudra di sekitarnya
(disebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Nama
"Atlantis" juga berasal dari namanya, yang berarti "Pulau
Atlas"
Cerita dalam
Kritias juga menggambarkan tentang Atlantis, Kuil Poseidon, Cleito, dan logam
legendaris bernama orichalcum (dianggap
paling berharga kedua setelah emas, dan dapat ditemukan dan ditambang di banyak wilayah di
Atlantis pada zaman kuno). Pada bagian akhir Kritias dinyatakan
bahwa Zeus “pemimpin para dewa” menghancurkan
Atlantis karena sebuah kesalahan dan akhirnya sisa dari Atlantis punah
semuanya.
Menurut Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang
terjadi antara bangsa yang berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat
Gibraltar), dengan bangsa yang tinggal di dalam Pilar.
Bangsa Atlantis
menaklukkan Libya sampai sejauh Mesir dan benua Eropa sampai sejauh Tirenia, dan
menjadikan penduduknya budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran
Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis
sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki. Namun, nantinya, muncul gempa bumi
dan banjir besar di Atlantis, dan hanya dalam satu hari satu malam, pulau
Atlantis tenggelam dan menghilang.
Banyak teori dan cerita mengenai letak sebenarnya Atlantis
namun tidak pernah ada yg benar-benar sanggup membuktikannya secara konkrit
hingga saat ini.
Seperti Edgar Cayce pertama kali menyebut Atlantis tahun 1923
dan menjelaskan bahwa lokasi Atlantis berada di Karibia (dekat
Amerika Selatan) dan menyatakan bahwa Atlantis adalah peradaban kuno yang jaya,
memiliki kapal dan pesawat tempur yang menggunakan energi dalam bentuk kristal
energi misterius, dan telah tenggelam.
Ia juga memprediksi bahwa sebagian dari Atlantis akan naik
ke permukaan tahun 1968 atau 1969.
Dan tepat tahun 1968, ditemukan Jalan
Bimini (di pulau Bahama, kawasan Karibia) oleh Dr. J. Manson Valentine yg
merupakan formasi batu tenggelam yang terlihat seperti jalan di sebelah utara Kepulauan Bimini Utara.
Jalan ini diklaim sebagai bukti
peradaban yang hilang dan hingga kini masih diteliti.
Sehingga belum ada jawaban pasti apakah benar jika Jalan
Bimini benar adalah sebagian dari bagian Atlantis yg telah naik lagi ke
permukaan sesuai prediksi Edgar Cayce.
Kemudian, banyak lagi penelitian tentang keberadaan Atlantis
berdasarkan lokasi Pilar-pilar
Herkules, yg disebut berada di Selat Sisilia (terletak
antara Italia dengan Afrika) namun tidak terdapat bukti yang cukup untuk
membuktikan hal tersebut.
Banyak tempat usulan yang memiliki kemiripan karakteristik
dengan kisah Atlantis (air, bencana besar, periode waktu yang relevan), tetapi tidak
ada yang berhasil dibuktikan sebagai kisah sejarah Atlantis yang sesungguhnya.
Hingga saat ini, tidak ada yg tau apakah Atlantis benar-benar ada atau hanyalah mitos dari Plato belaka.